Diberdayakan oleh Blogger.
RSS




DASAR DASAR FILSAFAT



Kata filsafat berasal dari kata philosophia. Kata-kata ini sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno, yaitu tepatnya pada zaman Socrates. Asal kata philosophia terdiri dari dua kata, yaitu philos dan sophos. Philos memiliki arti cinta, sedangkan sophos memiliki arti kebijaksanaan atau kebajikan. Jadi, arti philosophia atau filsafat adalah cinta kebijaksanaan atau cinta kebajikan.

Pada zaman Yunani kuno, tepatnya saat Socrates hidup, ada sebuah aliran atau kelompok pemikiran yang disebut dengan kaum sophis. Mereka menyebut diri mereka sebagai orang yang bijak. Akan tetapi kalau kita telaah sejarah, kelompok ini justru membuat persepsi manusia menjadi kacau akan suatu kebenaran. Mereka mau membela seseorang yang divonis salah asalkan kebutuhan mereka terpenuhi. Mereka menganut ajaran relativisme, dalam artian segala sesuatu bersifat relativ atau tergantung dari pandangan orang yang merasakan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kaun sophis adalah kaum yang mahir dalam retorika, sehingga mereka dapat memutar balikkan fakta. Tokoh kaum ini adalah Protagoras dan Georgias.

Karena Socrates memiliki keyakinan untuk merubah pandangan orang atas kaum sophis, akhirnya beliau menamakan dirinya dengan sebutan kaum filosof. Nah, pada saat ini yakni pada zaman modern kata filosof atau philosophia digunakan untuk orang-orang yang berpengetahuan tinggi. Biasanya diberikan kepada orang yang lulus S3.

Disini saya akan membahas apa-apa yang dipelajari selama satu semester dalam mata kuliah pengantar studi filsafat. Namun sebelumnya, ada baiknya bila resume ini diawali oleh pengenalan penbahasan atau kerangka seputar pengantar studi filsafat Adapun garis besar pembahasannya sebagai berikut. 
1. Dasar-dasar filsafat
2. Makna filsafat
3. Manusia makhluk paradoks
4. Manfaat berfilsafat
5. Mengapa muslim perlu studi filsafat
6. Empat pintu masuk studi filsafat
7. Sistematika

1. Dasar-dasar Filsafat
® Prinsip, landasan, atau cara pandang
® Pedoman
® Nilai, makna, atau tujuan

2. Makna Filsafat
® Mengakar atau radikal.
® Hakikat atau kebenaran.
® Refleksi atau akal kritis.
® Menyeluruh (universal, holistik, koperhensif )

Berfilsafat merupakan fitrah manusia. Oleh karena itu filsafat merupakan akar dari semua ilmu, mengapa?, karena filsafat membahas pertanyaan –pertanyaan mendasar. Misalnya, dari mana kita ?, ada dimana kita sekarang ?, dan akan kemana kita setelah ini ?. Inilah pertanyaan mendasar yang secara tidak langsung manusia bertanya di dalam hidupnya. Manusia akan menemukan jawaban itu melewati filsafat. Ada empat alasan mengapa manusia berfilsafat, diantaranya sebagai berikut:
§ Pertama, manusia merupakan makhluk yang selalu ingin menjadi manusia sempurna, sehingga jalan menuju kesempurnaan itu melalui filsafat
§ Kedua, manusia rindu terhadap pengetahuan dan kebijakan
§ Ketiga, manusia sedang mencari pendasaran rasional
§ Keempat, manusia ingin mencari makna dalam kehidupannya

3. Manusia Makhluk Paradoks

Allah memiliki makhluk yang beragam. Dari makhluk-makhluknya, yang paling sempurna ialah manusia. Karena manusia diberi ilmu oleh Allah, hal ini tercatat di dalam Al Quran. Ilmu tersebut sebagai bekal hidupnya di dunia. Jika malaikat hanya diberi akal (potensi melakukan hal-hal baik), dan hewan hanya diberi hawa nafsu (potensi melakukan hal-hal buruk) oleh Allah,maka manusia diberi keduanya. Kedua hal yang bertentangan/kontroversi menjadi satu dalam diri manusia, sehingga manusia disebut makhluk potensial ( bisa buruk, bisa baik ).

Jika manusia disebut makhluk potensial maka, selain manusia disebut makhluk de facto (identik). Misalnya singa, ketika singa lahir telah lengkap dengan segala sesuatu yang ia perlukan dalam menjalani hidup baik secara sifat, maupun bentuknya. Ia memiliki sifat buas, berani, dan ia juga memiliki empat kaki, taring yang tajam dan lainnya. Namun, semuanya itu telah identik, yakni tidak mungkin dapat ditemukan hal-hal selain dari sifat-sifat atau bentuk tubuh yang akan diwujudkannya (singa normal). Tidak ada lagi proses untuknya karena itu telah selesai dan telah jadi.

Nah, bagaimana dengan manusia ? apakah manusia memiliki potensi-potensi khas ?. jawabannya, ya. Potensi-potensi itu sebagai berikut:
Ø Intelektualitas, atau pengetahuan. Manusia tidak mungkin lepas dari pengetahuan, karena pengetahuan merupakan fitrah manusia
Ø Spritualitas, kesucian, cinta
Ø Moralitas, atau prilaku
Menurut Erich Fromm manusia memiliki dua modus hidup. Pertama, manusia ingin memiliki segala sesuatu di luar dirinya. Artinya manusia tidak akan pernah puas dengan sesuatu. Kedua, manusia memiliki kehendak untuk mengaktualisasikan dirinya tiada henti. Artinya manusia berusaha untuk sempurna..

4. Manfaat berfilsafat

Banyak sekali pelajaran atau manfaat kita berfilsafat. Karena telah disebutkan bahwa filsafat merupakan akar dari segala ilmu. Manfaat-manfaat itu akan akan menguntungkan diri kita sendiri, diantaranya:
1) Berpikir kritis, dalam artian menerima atau menolak sesuatu berdasarkan argumen
2) Otentik, dalam artian berdiri sendiri, memiliki kesadaran. Jadi tidak hanya membeo atau ikut-ikutan
3) Self-sufficient

5. Mengapa Muslim Perlu Studi Filsafat

Islam merupakan agama lintas zaman. Kelintasan zaman Islam memerlukan seorang muslim yang berpengetahuan dalam. Islam memerintahkan seorang muslim untuk menuntut ilmu mulai dari ia lahir hingga mati. Yakni tuntutan Islam terhadap muslim untuk menimba ilmu tidak terbatas oleh waktu, begitu juga terhadap ilmunya, dalam artian ilmu-ilmu yang bermanfaat. Filsafat tergolong ilmu yang bermanfaat bagi seorang muslim walaupun ada yang berpendapat tidak baik bahkan haram. Telah kita ketahui bahwa tanpa filsafat seorang muslim tidak akan mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar seperti yang telah disebutkan. Diantara manfaatnya sbb:
v Menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar
v Mencari kesempurnaan
v Bijaksana dalam memilih pandangan hidup
v Mampu menerima Islam melalui kesadaran
v Mengembangkan khazanah ilmu Islam
v Membantu menjawab problematika kontemporer yang semakin berkembang pada akhir-akhir ini.

Ada dua kendala atau faktor yang mempengaruhi para pemikir muslim untuk mempelajari filsafat, diantaranya:
I. Faktor Internal
Tuntutan Islam untuk mencari/menimba ilmu, berpikir, dan merenungi arti / makna hidup.
II. Faktor Eksternal
Tantangan ideologi, pemikiran, pandangan dunia di luar Islam

6. Empat pintu masuk studi filsafat
Ø Definisi

Dalam definisi terdapat dua bagian yaitu definisi secara etimologi dan terminologi. Definisi etimologi berarti mendefinisikan secara mengakar, sedangkan definisi terminologi berarti mendefinisikan secara hakekat.

Ø Sejarah (perkembangan ide-ide)

Ada delapan periode dalam perkembangan ide-ide filsafat, diantaranya:
1. Zaman Hikmah Klasik: Hermes(Nabi Idris), Noah(Nabi Nuh), pemikiran timur(Persia, India, Cina)
2. Zaman Pra-Socrates: Thales, Auxxaqim, Phytagoras
3. Zaman Yunani Klasik: Socrates, Plato, Aristoteles
4. Zaman Helenisu Romawi: Plotinus(204 - 270M)
5. Zaman Patristik Abad Pertengahan: Agustinus(354 - 430M)
6. Thomas Aqurna(1225 – 1274M)
7. Zaman Abad Pertengahan Islam:
- Al-Kindi (801 – 873M)
- Zakariya Al-Zazi (865 – 925M)
- Al-Farabi (870 – 950M)
- Ibnu Sina (980 – 1037)
- Ibnu Rusyd (1120 – 1198M)
- Suhrawardi (1154 – 1191M)
- Mulla Shadra (1572 – 1641M)
8. Zaman Modern:
- Rene Descartes (1596 – 1650M) ~Bapak filsafat modern
- Leibmiz (1646 – 1716M)
- John Locke (1632 – 1704M)
- Immanuel Kant (1724 – 1804M)
- Hegel (1770 – 1831M)
- Bertrand Russel (1872 – 1970M)
- Heideggn (1889 – 1976M)
9. Zaman Post Modern(Dekonstruksi Filsafat Modern):
- M. Foncanlt
- Derridi
- R. Rorty

Tokoh-tokoh

Socrates
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 sebelum Masehi dan meninggal pada tahun 399 sebelum Masehi. Dalam hidupnya beliau bergaul dengan segala orang, tua dan muda, kaya dan miskin. Beliau merupakan seorang filosof yang memiliki corak tersendiri. Ajaran filosofisnya tak pernah dituliskannya, melainkan dilakukannya dengan perbuatan, dengan cara hidup. Tabiatnya sehari-hari ialah berjalan keliling kota untuk mempelajari tingkah laku manusia dari berbagai segi kehidupnya dan mengajarkan orang mencari kebenaran. Sikapnya yang menentang kaum sofis yang merajalela pada saat itu dilakukannya dengan caranya tersebut. Akhirnya beliau diadili dengan tuduhan meracuni pemikiran kaum muda Yunani dan diperintahkan untuk merevisi ajarannya, namun beliau memilih mati karena hal itu lebih terhormat dan karena beliau konsisten terhadap pemikirannya dan ajarannya.

Plato
Plato dilahirkan di Athena pada tahun 427 dan meninggal disana pada tahun 347 sebelum Masehi. Beliau merupakan murid Socrates yang secara tidak langsung menuliskan pemikiran gurunya setelah gurunya meninggal. Beliau juga memiliki keteguhan untuk meneruskan upaya Socrates dalam menentang kaum sofis. Dalam pemikirannya, beliau meyakini doktrin pra-eksistensi jiwa dalam artian jiwa sudah ada sebelum manusia dilahirkan. Beliau juga memiliki pemikiran yang disebut ‘Dualisme’. Ada dualisme jiwa (bentuk) dan ada dualisme badan (materi). Beliau juga membagi manusia dalam skema yang tertera di bawah ini:

Manusia kepala: Filusuf(cendekiawan) ~ symbol akal

Manusia dada: pendekar, panglima perang ~ symbol emosi

Manusia perut: pedagang ~ symbol syahwat
Aristoteles
Aristoteles lahir di Trasia (Balkan) pada tahun 384 dan meninggal pada tahun 322 sebelum Masehi. Beliau merupakan murid Plato. Beliau juga meneruskan perjuangan sang guru untuk menentang kaum sofis. Dalam ilmu logika, beliau sangat berjasa karena mensistemasinya dengan menunjukkan 17 kesalahan berpikir manusia. Beliau berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari abstraksi (dari materi menuju nonmateri).
Pengetahuan empiris (inderawi) abstraksi Pengetahuan konseptual

Benda konsep, ide

Banyak sekali teori-teori yang dikelurkan oleh beliau, dari teorinya yang terkenal ialah teori Hyle Morphisme dan Etika. Teori tersebut dapat dilihat dibawah ini.
à Teori Hyle Morphisme: - Hyle atau Materi
- Morphisme atau Form / Bentuk
à Teori Etika: Kebahagiaan (endaimonia) / kesempurnaan sebagai manusia.

Phytagoras
Phytagoras hidup sekitar abad ke enam sebelum masehi. Beliau merupakan pakar matematika yang menemukan rumus segitiga yang dikenal dengan sebutan hukum phytagoras. Beliau juga merupakan seorang sufi. Ada yang berpendapat bahwa beliaulah bapak filsafat, namun karena tidak ada data yang valid, akhirnya Socrates yang disebut bapak filsafat.

Ø Sistematika
Dalam dunia akademik, filsafat terbagi menjadi menjadi tiga bagian utama:


ü Ontologi(metafisika)
ü Epistemologi
ü Aksiologi

Realita Epistemologi / Pengetahuan








Nilai tindakan aksiologi




> Ontologi

Ontologi berasal dari dua kata yaitu ontis yang berarti ada, wujud, atau eksistensi, dan logos / logi yang berarti ilmu. Jika dua kata tersebut digabungkan, maka kata ontolgi memiliki arti ilmu yang mempelajari hakekat atau wujud atau keberadaan. Adapun nama lainnya adalah metafisika.

Suatu pemikiran ontologi dapat ditemukan dari seorang filosof Yunani bernama Thales. Beliau mengungkapkan bahwa segala sesuatu berasal dari air. Jadi air di dalam kehidupan merupakan ultimate substance. Filsafat ontologi memiliki topik-topik pembahasan, diantaranya sebagai berikut:
- Sebab-akibat
- Substansi-aksiden
- Yang tetap-yang berubah
- Unitas-pluralitas
- Eksistensi-esensi
- Necessity-continguency / Keniscayaan-kerelativan
- Possibility-impossibility

> Epistemologi
Epistimologi berasal dari kata-kata episteme yang berarti pengetahuan tentang ide, dan logos yang berarti ilmu. Jadi epistemologi memiliki arti, ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan ide atau lebih gampangnya berarti ilmu yang mempelajari suatu pengetahuan. Epistemologi merupakan cabang filsafat yang memiliki pembahasan sbb:
- Hakekat pengetahuan ~ adanya gambaran sesuatu dalam akal
- Sumber-sumber pengetahuan: indera, akal, intuisi
- Struktur pengetahuan: - subyek yang mengetahui
- obyek yang diketahui
- Kebenaran pengetahuan - Kiteria korespondensi pernyataan sama dengan kenyataan(benar)
- Batasan pengetahuan
- Kemungkinan (nilai) pengetahuan


>Aksiologi
Aksiologi memiliki dua cabang ilmu diantaranya sebagai berikut:

- Etika = filsafat moral
- Estetika = filsafat keindahan
Karena pelajaran ini belum selesai dibahas pada waktu itu oleh Bapak, maka saya tidak dapat memaparkan hakekat dari tema ini.

Penutup

Banyak pengetahuan yang kita dapat dari pelajaran filsafat, karena ilmu tersebut merupakan akar dari segala ilmu. Selain pembahasannya mengenai hal-hal dasar ia juga membahas tentang hal-hal yang tanpa mempelajarinya tidak akan ketemu jawabannya, namun dengan belajar filsafat manusia akan menemukan tingkat kesempurnaan paling tinggi. Pada masa sekarang filsafat mengalami kemerosotan, hal ini karena para filosof masa kini tidak lagi membahas hal-hal yang mendasar yang menjadi pertanyaan manusia. Mereka membahas suatu pembahasan di luar wilayah filsafat.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS





Tingkat – Tingkat Kepribadian Manusia


Abdul Fattah Rashid Hamid, Ph.D, seorang psikolog Muslim lulusan St. Louis University USA, dalam bukunya “Pengenalan Diri dan Dambaan Spiritual” menyebutkan bahwa perjalanan setiap individu dalam menuju kesempurnaan kepribadiannya akan melewati tingkatan kepribadian sebagai berikut :
Kepribadian tingkat I :  An-Nafs al-Ammarah
Pada tingkat ini manusia condong pada hasrat dan kenikmatan dunia. Minatnya tertuju pada pemeliharaan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan ego. Di tingkat ini iri, serakah, sombong, nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah dan sejenisnya, menjadi yang paling dominan.
Kepribadian tingkat II : An-Nafs al-Lawwamah
Pada tingkat ini manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul, meskipun ia masih bingung tentang tujuan hidupnya. Jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subyek yang dikendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia masih sering tertipu oleh muslihat dunia yang sementara ini.
Kepribadian tingkat III : An-Nafs al-Mulhima
Pada tingkat ini manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. Semangat taqwa dan mencari ridho Allah adalah semboyannya. Ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tetapi ia selalu introspeksi untuk menjadi hamba Allah yang lurus. Ia selalu zikir dan mengikuti sunah nabi Muhammad saw.
Kepribadian tingkat IV : An-Nafs al-Qana’ah
Pada tingkat ini hati telah mantap, merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak tertarik dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Ia sudah tidak ingin berlomba untuk menyamai orang lain. Ketinggalan ‘status’ baginya bukan berarti keterbelakangan dan kebodohan. Ia menyadari bahwa ketidak puasan atas segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah menunjukkan keserakahan dan ketidak matangan pribadi. Pada tingkat ini, manusia mengetahui bahwa seseorang tidak dapat memperoleh kebaikan apapun kecuali dengan kehendak Allah. Hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik dalam situasi apa pun.
Kepribadian tingkat V  : An-Nafs al-Mut’mainnah
Pada tingkat ini manusia telah menemukan kebahagiaan dalam mencintai Allah swt. Ia tidak ingin memperoleh “pengakuan” dari masyarakat atau pun tentang tujuannya. Jiwanya telah tenang, terbebas dari ketegangan, karena pengetahuannya telah mantap bahwa segala sesuatu akan kembali pada Allah. Ia benar-benar telah memperoleh kualitas yang sangat baik dalam ketenangan dan keheningan.
Kepribadian tingkat VI : An-Nafs al-Radiyah
Ini adalah ciri tambahan bagi jiwa yang puas dan tenang. Ia merasa bahagia karena Allah ridho padanya. Ia selalu waspada akan tumbuhnya keengganan yang paling sepele terhadap kodratnya sebagai abdi Tuhan. Ia menyadari bahwa Islam adalah fitrah insan dan ia pun haqqul yaqin pada firman Allah, “…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu…”. Ia patuh pada Allah semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa terima kasihnya.
Kepribadian tingkat VII : An-Nafs al-Kamilah
Ini adalah tingkat manusia yang telah sempurna ( al-Insan al Kamil ). Kesempurnaannya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang Allah. “Selubung diri” – nya telah terbuka hanya mengikuti kesadaran Ilahi. Nabi Muhammad saw adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadiannya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manusia.
Di tingkat mana kita berada ? Berjihadlah untuk memperbaiki peringkat. Seorang ahli hikmah berkata, “Barangsiapa hendak memperbaiki jiwa hendaklah bersungguh-sungguh menekan diri sampai terbebas dari keburukannya”.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS